Selasa, 26 April 2011

menghadapi ortu tengkar

Orang tua berantem alias bertengkar? Yup!
Remaja mana sih yang ngga pernah liat ortunya berantem, paling ngga adu mulutlah. Kayak anak-anak ya, Bo’! Bete banget ngeliatnya…
“Iya aku eneg banget  ngeliat mereka! Kekanak-kanakan banget sih, padahal mereka seharusnya jadi panutan, eh ini malah mereka berantem di depan mata anak-anaknya. Kalo mereka udah ribut, rasa respekku ke ortu jadi berkurang. Ya iyalah ngapain juga ortu yang suka ribut kayak gitu dihormati!”
X(
Pernah ngomel gitu? aku juga pernah koq sering malah cuz ortu eva jg gitu . Pernyataan di atas bilang dia jadinya kurang respek ke Papa-Mama, mungkin bisa dengan ngelawan/ngebantah omongan mereka, atau memihak salah satu, dan bahkan ada remaja yang sengaja ‘menjatuhkan’ diri mereka! Apakah dengan cara-cara seperti itu ortu kamu bakal baikan dan ngga berantem lagi?

Yang pasti satu hal yang kita semua tahu adalah: Rocker orang tua juga manusia. Iya kan? Lah kalo udah namanya manusia, apakah ada yang sempurna? Ngga kan. Kalo udah tau gitu, jadi kita sebagai anak apalagi yang udah remaja, bisa memahaminya.
Memahami saja pastinya tidak cukup kan,  Masa kita mau diam aja!
Pernah dengar pepatah bilang: diam itu emas? Pastinya. Bayangin aja kalo dua orang aja yang ribut bikin mumet, eh ini ditambahin lagi sama kita, makin ngga enak kan suasananya? Lagian menurut aku, biarlah masalah mereka – mereka selesain sendiri. Rasanya lebih etis gitu. Kalo mereka nyadar, otomatiskan jalan keluarnya adalah hanya di antara Papa-Mama, dan pengambilan keputusan akan lebih berjalan baik.
Sekarang, aku  yang tanya, kalo kamu ngeliat orang tuamu bertengkar, siapa yang kamu bela? Hayooo…
Ini dia. Secara sadar ngga sadar, dengan kamu ‘ngga mau diam aja’, kecenderungan yang muncul adalah kita malah mulai memihak salah satu. Yang paling ngga enaknya: kita malah mengadu domba si Papa dan si Mama.
[-(
Contohnya, karena kamu dekatnya sama Mama, kamu jadinya ngerasa kalo Mama yang benar. Apa yang terjadi? Kamu malah ikutan menyudutkan Papa, nah kalo gini, apa jalan keluar dari bertengkarnya ortu kamu itu bisa didapetin?
Gimana kalo aku bantu mereka nyelesain masalah,? Semacam jadi penengah gitu deh.
Yup! Tentu saja dipujikan niat baik kita jika kita tetep netral, tidak berpihak pada siapa pun. Namun, untuk jadi penengah? Hmm… Balik ke paragraf sebelumnya. Ngga salah sih kalo kita ingin ngebantu, tapi tetep inget ‘garis batas’-nya. Boleh kasih pendapat tapi ini menurut eva , disini bukan berarti kita ikut campur masalah orang tua.
;)
Sikap yang bisa kita ambil adalah komunikasikan dengan orang tua kalo kita ngga nyaman ngeliat mereka bertengkar mulu. Itu! Dengan kita mengutarakan isi hati tentang tindakan yang mereka lakuin, semoga ortu menyadari. Mengutarakan isi hati bukan menggurui kan, tapi jurus ampuh!
Intinya ngga usahlah kita remaja nambah ruwet masalah, sampe-sampe pake acara ‘menghancurkan diri sendiri’ apa itu dengan terjun ke tindakan kenakalan remaja, seks bebas, ngelawan ortu, dan sebagainya. Kalo Papa-Mama ngeliat kita tegar dan berusaha selalu ngedukung mereka baikan bukan malah jadi provokator, kemungkinan besar mereka pasti baikan lagi.
:x
*Kalo orang tuamu ngga kelar-kelar bertengkarnya, kamu boleh saranin mereka bicara ke orang-orang terdekat dan terpercaya. Oya, artikel blog broken home"solution" kali ini ditujukan buat remaja yang orang tuanya bertengkar ngga sampai ‘maen pukul’ atau istilah KDRT yah.

broken home

Broken Home adalah kurangnya perhatian dari keluarga atau kurangnya kasih sayang dari orang tua sehingga membuat mental seorang anak menjadi frustasi, brutal dan susah diatur. Broken home sangat berpengaruh besar pada mental seorang pelajar hal inilah yang mengakibatkan seorang pelajar tidak mempunyai minat untuk berprestasi. Broken home juga bisa merusak jiwa anak sehingga dalam sekolah mereka bersikap seenaknya saja, tidak disiplin di dalam kelas mereka selalu berbuat keonaran dan kerusuhan hal ini dilakukan karena mereka Cuma ingin cari simpati pada teman-teman mereka bahkan pada guru-guru mereka. Untuk menyikapi hal semacam ini kita perlu memberikan perhatian dan pengerahan yang lebih agar mereka sadar dan mau berprestasi.

Pada umumnya penyebab utama broken home ini adalah kesibukkan kedua orang tua dalam mencari nafkah keluarga seperti hal ayah laki – laki bekerja dan ibu menjadi wanita karier. Hal inilah yang menjadi dasar seorang tidak memiliki keseimbangan dalam menjalankan aktifitas sehari hari dan malah sebaliknya akan merugikan anak itu sendiri, dikala pulang sekolah dirumah tidak ada orang yang bisa diajak berbagi dan berdiskusi, membuat anak mencari pelampiasan diluar rumah seperti bergaul dengan teman – teman nya yang secara tidak langsung memberikan efek / pengaruh bagi perkembangan mental anak.
Maka dari itu mereka berusaha untuk mendapatkan perhatian dari orang lain. Tetapi sayang, sebagian dari mereka melakukan cara yang salah misalnya : mencari perhatian guru dengan bertindak brutal di dalam kelas, bertindak aneh agar mendapat perhatian orang lain, dll.

Kalau sudah brutal otomatis bisa salah pergaulan. Lalu mereka mulai melirik yang namanya Rokok. Awalnya hanya sekali hisap, lama – lama jadi berkali-kali. Kemudian setelah merokok, mereka mulai mencoba yang namanya NARKOBA, MIRAS dll. Waduw, sudah semakin kacau aja nih…
Kalau sudah seperti itu, siapa yang patut disalahkan ? Orang tua tidak dapat disalahkan sepenuhnya tapi anak juga tidak dapat disalahkan 100%. Kesalahan orang tua adalah mereka terlalu sibuk dengan masalah mereka hingga mereka lupa bahwa mereka memiliki anak yang wajib diperhatikan. Lalu kadang mereka juga menganggap bahwa anak tidak perlu tahu masalah mereka. Padahal setidaknya mereka harus menjelaskan tentang masalah mereka ke anak agar tidak terjadi kesalahpahaman. Lalu untuk si Anak, mari kita berpikir yang logis dan tidak nyleneh.

Penyebab Broken Home :
1.    Terjadinya perceraian
2.    ketidak dewasaan sikap orang tua yang berkelahi di depan anak anak
3.    Tidak bertanggung jawabnya orang tua sehingga tidak memikirkan dampak dalam kehidupan anak anak mereka
4.    Jauh dari Tuhan, sehingga masalah masalah tidak diserahkan kepada Tuhan
5.    Kehilangan kehangatan di dalam keluarga antara orang tua dan anak

Gangguan kejiwaan pada seorang Broken Home
1.    Broken Heart : si pemuda merasakan kepedihan dan kehancuran hati sehingga memandang hidup ini sia sia dan mengecewakan. Kecenderungan ini membentuk si pemuda tersebut menjadi orang yang krisis kasih dan biasanya lari kepada yang bersifat keanehan sexual. Misalnya sex bebas, homo sex, lesbian, jadi simpanan irang, tertarik dengan isteri orang, atau suami orang dan lainnya
2.    Broken Relation : si pemuda merasa bahwa tidak ada orang yang perlu di hargai, tidak ada orang yang dapat dipercaya serta tidak ada orang yang dapat diteladani. Kecenderungan ini membentuk si pemuda menjadi orang yang masa bodoh terhadap orang lain, ugal ugalan, cari perhatian, kasar, egois, dan tidak mendengar nasihat orang lain, cenderung “semau gue”.
3.    Broken Values : si pemuda kehilangan ”nilai kehidupan” yang benar. Baginya dalam hidup ini tidak ada yang baik, benar, atau merusak yang ada hanya yang ”menyenangkan” dan yang ”tidak menyenangkan”, pokoknya apa saja yang menyenangkan saya lakukan, apa yang tidak menyenangkan tidak saya lakukan.

Sikap negatif dalam menghadapi Broken Home
1.    Denial: si pemuda sepertinya tidak menunjukan reaksi apa apa bahkan cenderung menyangkal : ah memang mereka begitu, tapi ah, kenapa memang?” mereka tidak tertarik untuk membicarakannya . padahal justru di saat saat seperti ini ia butuh bimbingan dan kekuatan dari orang lain yang dapat membimbing dalam kebenaran
2.    Shame : si pemuda dibalik penyangkalannya merasa begitu malu, akan keberadaan hidupnya. Ditunjukan dengan khayalan khayalan”seandainya saya memiliki orang tua yang bahagia”.
3.    Guilt : si pemuda merasa kecil hati karena jangan-jangan keberadaannya juga salah satu penyebab keributan atau perceraian mereka; atau merasa “koq saya tidak dapat berbuat apa apa sih”.
4.    Anger : sebagian pemuda lain akan merasa begitu kesal sebab menurut mereka banyak keributan orang tua yang tidak rasional. ”masa Cuma itu aja diributin tidak dewasa benar sih” .
5.    Iini secure : si pemuda merasa kemana ia harus lari, keluarga sudah menjadi tempat yang menakutkan, tidak aman dan damai.

Efek efek kehidupan seseorang broken home
1.    academic problem, seorang yang mengalami broken home akan menjadi orang yang malas belajar, dan tidak bersemangat berprestasi
2.    behavioural problem, mereka mulai memberontak, kasar, masa bodoh, memiliki kebiasaan merusak, seperti mulai merokok, minum minum, judi, lari ketempat pelacuran
3.    sexual problem, krisis kasih mau coba ditutupi dengan mencukupi kebutuhan hawa nafsu
4.    spritual problem, mereka kehilangan father’s figure sehingga Tuhan, pendeta, atau orang orang rohani hanya bagian dari sebuah sandiwara kemunafikan

Menghadapi broken Home dengan positif
1.    tariklah pelajaran positif dari masalah tersebut
2.    dekatkan pada Tuhan
3.    jangan menghakimi semua orang karena keadaan tersebut
4.    tetao menjaga diri dan memegang teguh kebenaran
5.    broken home bukanlah akhir dunia